19 April 2008

CURAHAN HATI

Ef Thea DF
BIT, Ganesha.
Visiting Student MIT, USA

Terucap salam tanda syukur, kepada seorang yang telah memberanikan diri memenuhi amanah menjadi seorang kakak untuk mengasuh seorang adik yang bandel. Kesabarannya, kekuatannya dan jiwa pantang menyerahnya selama ini terekam pada memoar seorang mahasiswi Bandung. Selamat gelar sarjana Sarjana Sosial Islamnya. Antara Ganesha dan Ciputat tak akan lekang.

Buku-bukunya menyadarkan saya bahwa untuk menjadi pintar memang penuh dan perlu pengorbanan. Membuat dia sakit perut, karena tidak bisa makan, uangnya habis untuk membeli buku di Kwitang, Senen, Jakarta. Terpaksa menghutang Rp.500 dengan supir bus. Mukanya memucat, dan tergeletak pingsan dengan memegang buku Freud. Dia bilang Imam Ahmad seperti itu.

Dia juga yang menyengaja menahan lapar di malam hari. Katanya jika makan akan kantuk, dan tidak bisa baca nanti, uangnya bisa membeli buku Jung. Bantal tidurnya buku pengantar Psikoanalisis, lebih empuk dan nyaman dia bilang. Saya hanya bisa menangis waktu itu, karena hidup berfoya dengan sewa mahal di Bandung, sedangkan kakak saya rela tidak makan, bahkan mati demi ilmu. Ingin kubunuh diriku ini, apa gunanya uang Rp.3 Jt, ternyata di lain tempat, uang itu sudah bisa bikin perpustakaan pribadi, keinginannya. Haruskah saya sebut namanya di sini? Saya tak sanggup dan hanya bisa mewek di masjid Salman. Saya tertidur setelah itu dalam keheningan dingin.

Sudah lama saya ingin ikut andil pada blog ini, namun kendala keilmuan perlahan-lahan menyiutkan nyali, karena mahasiswi teknik, eksak, non-sosial. Sekali-kalinya untuk penghargaan bagi mereka yang akan lulus.

Namun suatu kali saya baca dan tersentak di mana saya tertinggal jauh pada beberapa orang yang selon berebut tempat dalam ruang blog sempit ini. Wah hebat…hebat… saya cuma bisa bertepuk tangan kok.

Ada juga yang janggal, sepengetahuan saya UIN Ciputat adalah gudangnya pemikir-pemikir handal, dari Cak Nur hingga Azra, namun kenapa hanya satu orang yang berdiskusi di sini.
Suatu kali saya ke UGM, sama jua. Ini gudangnya para pentolan negeri. Emha membuat kepalaku bergoyang, siapa yang tak kenal. Amien Rais itu dia pahlawan Reformasi. Namun dua orang di blog ini menggerakkan tradisi.

Saya melihat ada Tuhan di blog ini, apakah kalian tidak melihat?? Persoalan Tuhan menjadi substansi, saya pikir bukan psikologi. Mencari Tuhan di psikologi, kira-kira begitu bukan?
Saya terus merenung, kenapa Tuhan, kenapa Kau yang harus kita lihat, yang menggerakkan kita sehari-hari. Kita kuliah juga karena Tuhan bukan? Saya terus bergelut mencari itu, bukan sekedar teriak kencang ada Tuhan. Jujurlah saya baru kali ini berbicara seperti ini, tenang saja saya bukan orang yang alergi Tuhan ketika saya menulis ini. Saya hanya ingin tahu Tuhannya saya yang menciptakan saya gimanakah??

Jam dua malam ini dicetak, kakiku terasa semut. Sulit juga gak tahunya menulis. Saya terlalu sombong berarti. Kampus hebat ternyata kalah sama orang itu yang kampusnya tidak masuk jajaran kampus elit dunia. Walau kampus saya tercatat disitu. Saya pahamlah kenapa konseling Islam itu dibicarakan. Saya pelajari bahwa orang-orang yang dalam kondisi sekaratpun akan mengeluarkan kemampuannya semaksimal mungkin. Baru tahu, tekad bulat menjadi penggila ilmu adalah bagian yang menjadi kerangka utama kenapa ada orang-orang yang rela mati demi ilmu. Perutku akhirnya ikutan sakit. Mungkin ini tanda-tanda Roh penggila ilmu sudah masuk. Bisa gak makan malam ini. Mau coba pingsan kayak Leni yang tahu dia sudah menjadi milik Ica.
Air mata saya akhirnya keluar juga, sudah ditahan-tahan tadi… selamat mencari mimpimu kak, mimpi yang tak dapat kubeli ketika mata terkatup.


Please jangan sakiti dia Alicia...

17 April 2008

Aku Akan Ke Jakarta, Untuk Bertarung denganmu secara Efektif. Kita Buktikan!! Aku datang bersama Sigmund Freud dan Joseph Breur

Alicia Baldan Putri
Jeruk Bali Makan UGM


Ternyata seorang yang namanya Pizaro, pikirannya berat Broo..mantap..mantap..sajakmu aku baca berkali-kali aku mulai paham, kenapa dunia ini perlu jelimet. suatu kali yang kau inginkan aku berkata "Aha..."
aku tidak begitu menyadari apakah kita sedang masuk wilayah filososfis-rasionalitik yang bisa dan absurd. Mas Piza dunia ini terlalu fasis bagiku, aku merasa sepi-sepi dan sendiri tidak mengenal apa itu lautan dan matahari. kakiku terikat. Tolong kenalkan aku dengan Cinta

Sudah tidak Freudian lagikah engkau?? aku berkesempatan ingin bertemu. minggu ini aku akan ke Jakarta.. mencari identitas kemunafikan dalam dunia ini, sejenak melepaskan refleksismu otokratik. Komposisi elit terlau ekslusif. aku sayang kau punya adik, wajahnya cantik. kulitnya bersih. setiap aktivis UGM aku tahu jatuh hati dengan dia. aku senang kau punya adik berjilbab lebar. Perempuan ini sangat menjaga hubungan pria dan wanita. Tahu Islam begitu banyak, akhlaknya bagus, tapi aku disakitinya, omongannya kepadaku sangat pedas. Islam seperti apa yang diinginkannya? Wajah cantik, tapi hatinya garangkah?? Islamisme garang kalau begitu dong. Tapi yang jelas dia manis, putihnya kulit itu walau tak pernah terlihat, karena tertutup handset. tolong kau punya adik dijaga. btw siapa itu si kecil lutuna berjilbab pink

Lupakanlah, akau hanya mau diskusi panjang denganmu. Aku pikir riskan betul jika bertahan pada ontologis tauhid yang melankolik dua hal saja.

1. Basic filosofik keilmuan

2. Universalitas Rasionalitas-Empirik

Kedua hal ini sedikit banyak ditinggalkan oleh rakyat muslim, aku tahulah apa arti itu semua. Yah betul mungkin aku terlalu menyeret ini pada problem filosofik, tapi munafiklah jika psikologi islami tak mau filsafat, tahu dikit lah dari filsafat Islam bak Kindi, Ghazali, Arabi, dan Iqbal, baru lahirlah namanya psikologi itu.

Dalam perbedaan segmentasi aksiologis pada basik Islamisme psikologi, tentu ada hal yang belum tuntas, sekedar Islam agama rahmat bagi sekian alam? juga belum tuntas, bahkan pas juga belum. Tolak ukurnya pasti belibet kata orag-orang.

Freud mendelegasikan bahwa “Kamu…aku …adalah penghuni neraka, ucapkan salam pada seksualitas diri”, suruh turun saja itu kakakmu itu bicara denganku empat mata, kalau begitu. Betulkan? Sekalipun spekulatif, namun ada sisi tolak ukur yang tak terjadi pada Islamisme Psikologi

Itulah yang aku agak kurang suka menggali intelektual saintifik Islamisme psikologi. Hanya bisa baca kitab belum cukup. Pada gak doyan penelitian and riset, itu perlu kalau mau serius ngepositivistik. Aku jadi semakin bingung, positivstik yang dilakuin anak-anak alim masih agama an sich. Inginlah aku dengar tentang kreativitas, kognisi belajar, dan lainnya itu. Sekarang itu yang ada bikin Boooriiinnngggg Tooooottttaaallll Baaannngeet (BTB) Hubungan sholat dengan sikap mas Karjo lah, Pengaruh Beribadah dengan apa lah gitu, kaya- begitu2 lah. Necis banget beragama Islamnya. Gak canggih penelitiannya, jayus.
Begini saja, kita harus gentel kan bertarung secara terbuka. kau siapkan senjatamu, boleh juga koalisi dengan adikmu. aku tidak takut. kita bicara konsep, filsafat ilmunya.jangan bawa dogma, aku tidak suka.

Aku ingin tanya pada cantiknya kau punya adik dan kau sendiri:

1. Indikatornya apa optimisme dari semangat Islamisme Psikologimu

2. DSM adakah di Islamisme Psikologi, kenapa harus pakai nama DSM

3. Apa konsep fiosofi keilmuan Islamisme Psikologi

Siapkan itu di Jakarta. KIta akan bertarung secara serius. Aku dengar tidak mau kuliah di UGM. Hahahaha tidak ada Iranian Cornernya betul seperti di Jakarta tak sadar kamu ada yang tiap hari merasakan Mushaf Allah.....
Hatiku pedih..

Semoga FKM mentolerir isi tulisan seperti tulisanku ini. karena aku cinta Bimbingan dan Penyuluhan Islam

11 April 2008

GOVERNMENT CORRUPTION



By: Pizaro
Student of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
and IEC Branch of Pasar Rebo

Did you know? Corruption is a serious problem. Once, President of China Hu Jintao said, “Give 100 bullet to me, 99 for corruptors, and one for me, if I corrupted”. Everywhere corruption has broken life side. There is no economic stability, there is no welfare, law can be bought, and so on.
Beforehand, Soeharto government did it. I do not know why, money has been everything, until morality is ignored, when we were in difficult, the other people did corruption whether it hidely or openly. Whereas, Indonesia is known as a religious nation, although. As many corruption cases happened, we are known as the amoral nation, instead. We are disappoint.

Then how was about the attitude done of Indonesian nowadays? I think there is progress where now there is KPK. We also see role of big enough KPK, institutes which during the time seldom be touched, nowadays succeed to be touched and litigated. Such as Irawady Joenoes from Komisi Yudisial and Urip Tri Gunawan as a prosecutor at Kejaksaan Agung.

But role of KPK is also assessed side eye because only succeeding to return money at state under one triliun. Beside it, KPK is also assessed to chosen case, big cases do not be expressed seriously, like BLBI case.

Remember it. From corruption, it can cause the other case, such as bribing. Did you know Mulyana W. Kusuma case? It just was caused corruption especially mark up of ink project, initially.

Then, from corruption can caused poverty. BLBI case in Indonesia is a case who made us being poor. Imagine, there are trilliuns which is stolen by BLBI’s obligors. Whereas, society is so need money as many as it, because it can be used for increasing sector of micro trade.

Next, corruption also can drop Indonesia dignity in world. Many states becoming doubt to plan invesment in Indonesia. All foreign investors suspicious of the conducted of administration governance of Indonesia, because complicated bureaucracy.

To solve corruption problem, it needed to do serious and an integral approach from all side. First, I think, laws have to be uphold dispassionately. All attorney also have to dare to be consistent and behave in handling every case. If gone into effect law can generate effect discourage, certainly corruptors will think twice.

Second, bureaucracy system in governance must be done with tight audit, responsibility reporting in every performance has to be enclosed by evidence which is concrete.

Third, KPK have to behave dare to and do not select to choose each problem. And also dare to avoid lobbies. Because KPK here as tip of governmental lance and society.

Fourth, society have to take stand important in breaking corruption. Like slogan of KPK, see, against, reporting. In democratic era like this society, needn't be apprehensive of their action in reporting corruption case.

07 April 2008

MERANG RANGKUL KULI

[pizaro]

Jawaban untuk alicia baldan putri

Sorry it was so long, you guess. Aku tertidur di perpustakaan McGill, tidak ada yang membangunkan.

Rasanya ku tak tahu

Apa…apa…itu….fasis…..

Kita???

Fasis itu musolini?

Iya kita siapa lagi??

Musolini yang mana??

Bukan, bukan kita saja

Itu yang dari Itali

Lantas mana jawaban dari Rasanya ku tak tahu

Katanya kamu neo-lib?

Suatu hari aku di Ciliwung

Kata siapa aku neo-lib?

Katanya mengalir dari Bogor

Temanku yang berkata seperti itu di teater

Iya dari Bogor tumpah di Melayu

Temanmu itu tidak mengerti Soekarno

Siapa bilang?

Iya siapa bilang aku tidak mengerti Soekarno

Benar kok, kampung itu jadi banjir buktinya

Mari ke Jakarta aku kenalkan kau padanya

Banjir buku sajalah, supaya bisa kenalan dengan Brill

Jakarta terlalu Fasis bagiku.

Oya Brill kau pernah pinjem itu padamu

Kamu terlalu banyak berlogika

Sayang Brill sudah mati, bukan dibunuh Nietsczhe

Logika penting.

Sudahlah aku jadi petrafenia

Ah Jogja yang mengajarkan Logika padaku

Ah entahlah kamu terlalu Freudian

Kompelks…kompleks..kompleks…

Aku sudah kemasukan roh alam bawah sadar suka begitu