26 June 2008

CINTAKU TERTINGGAL DI MASJID SALMAN (PART I)

Oleh: Pizaro
Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa BPI/BKI Se Indonesia
Alumnus UIN Jakarta


Dia mengangkat tangan, jarinya lentik. Mukanya serius menatap teman-teman barunya kini. Dosen berbaju putih bergaris memanggilnya lurus. Ini absensi pertamaku dalam kuliah. Hidup dengan idealisme Bandung yang sudah tertanam sebelumnya di SMA 5, kampus biru.

Memori mengembalikanku ketika Bang Imaduddin berorasi di kampus sekolah tinggi teknik, ya kampus Bung Karno itu. Atau Hatta Rajasa yang terlihat sibuk ketika menjadi aktivis jamaah masjid salman periode silam. Ya itu aku ingat, sekalipun aku skizofrenia. Pak Hatta sedang sibuk karena angkatan 78 akan reuni akhir-akhir ini. Entahlah aku tak mengerti. Lebih baik aku menuju kos yang tak jauh dari Masjid Salman, terganggu ketika adzan berkumandang lekas hadir menyapa pintu kos hitamku.

Masih terngiang, aku tidak bisa mendengar jelas perkataan pak Abu tadi, karena teman disamping bangkuku terus membisik. Konsentrasi natrium instraseluler dpertahankan sekitar 10 mE4/1 dan ekstraseluler 10 mE4/1, namun teman disampingku memperjelas antara 10,5 mE4,5/1, mana yang benar? Padahal Natrium sangat penting untuk mengaktifkan enzim intraseluler. Bisa gawat kalau salah karena terdapat perbedaan konsentrasi natrium yang nyata dalam cairan ludah, lambung, ileum, sekum, pankreas, empedu, lumbal, dan keringat.Jadilah, kimia kedokteran benar-benar membuat empeduku berkeringat.

Berjalan kuberjalan selepas kuliah. bertahan menjadi mahasiswa skizofren satu-satunya di Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi mungkin juga salah, karena pernah ada cerita mahasiswa gantung diri di arsitektur, menurut omongan dari mulut ke mulut ia juga skizofrenia. Skripsinya Mimpi dan Arsitektur dalam kajian psikoanalisis Freud, skripsi itu yang kuburu, karena pesanan seorang mahasiswa UIN di Jakarta. Aku penasaran.

Aku lupa mengenalkan bahwa namaku Keira, aku Chinese muslimah, ibu menamakanku dari ramalan suhu Yo dari gedung Tua dekat Harco Mangga Dua, Jakarta, katanya agar aku tidak mengidap autis. Tapi apa yang didapat, aku malah terjebak menjadi skizofrenia.

Aku memang muslimah, tapi aku masih belum merasa kuasa Tuhan untuk membedakan mana yang ilusi mana yang nyata. Telah lama tak mengaji, meniduri kesejukan ayat- Qur’an. Sebentar, sejuk? Itu bagi mereka yang mempunyai personaliti normal. Bagiku yang mewakili tipikal gadis Bandung secara penampilan, itu hanya sebuah dogma yang tak menyejukkan di udara dingin kota Lembang, sekalipun.

Temannya tadi mengagetkan dari balik punggung sang Chinesse, “Hai Kiera, hamsiong nih gua.”

“Ups..” kuterus berjalan.

Ia terus memburu, “Hey kamu tahu bahwa teman dekatku di Nangyang (NTU, Singapore) mengatakan suatu hal yang indah sekali. Bahwa dia akan mengantarkan siapa saja mahasiswa untuk mengikuti kursus di Massachusetts Institute of Technology (MIT)”

Kiera berhenti, “Wow bagus dong?”

Sodornya, “Lihatlah jurnal NTU sekarang. Dia katakan padaku bahwa risetnya tentang natrium menghasilkan kejadian luar biasa?” ungkapnya dengan membuka tangannya lebar-lebar.

Kiera mengangguk “Iya?” matanya menyelami profil sang mahasiswa teladan di Singapore sana.

Bisiknya pelan sambil memperhatikan ke sekeliling kampus, “Percayalah ia menggunakan skema yang kupresentasikan tadi di kampus bahwa konsentrasi natrium instraseluler dipertahankan sekitar 10,5 mE4,5/1. dan kamu tahu MIT menghargainya dengan sejumlah beasiswa besar, karena ini adalah jalan untuk mencegah kebuntuan akan pemecahan kasus HIV, lady

Wait, apa hubungannya natrium dengan HIV AIDS? Aku sadar. Baru ingin kutanyakan, ia hilang begitu saja., hendak kemana gerangan sang mahasiswa itu? Cepat sekali. Namun ada topi, warnanya putih, tertulis MIT dan tanda tangan Sayeed Muhammed Hossein Nasr. Aku membungkuk untuk mengambilnya, bagus sekali topi ini.

Tiba-tiba dia muncul, seraya mentapa Kiera yang masih mebungkuk, “Karena penambahan 0,5”

“Astaga”. Kaget Keira sejadi-jadinya melihat kepala itu langsung menohok tajam.

“Ingat ada sebuah bahan campuran lainnya. Namun aku tidak bisa membocorkan rahasia ini. Karena penelitian rahasia, itu kesepakatan dengan MIT. Aku percaya sama kamu”

(Bersambung)

No comments: