21 January 2008

TANGGAPAN ATAS CERPEN MENCARI TUHAN YANG hILANG

SISY ALVIANNA RAYSA
MAHASISWI FAK PSIKOLOGI UGM 2006

SESEORANG MENGATAKAN TRKDANG SENI ITU BISA MASUK KE LINI APAPUN JUGA. TEMASUK PSIKOLOGI.

Mngkn ktIka anda membaca literatur metode penelitian dalam satra, semua kita akan disuguhkan pendekatan psikologi dalam satra tersebut.
Cerpen yg bru sy baca, menyiratkan sebuah titik di mana jiwa penulis sampai pada pemahaman tentang idelaisme sbuah karya satra. sedikit berbeda degn novel nyali oleh Putu Wijaya. Pendektn yg dipakai seorang mhswa UIN ini, lbh menyiratkan genggaman ideologi dlm tiap bait. ditambah pengatahuan yg saya lihay sudah fasih dibicarakan oleh sang penulis
Trkdg dimensi agama dalam sbuah karya satra tak lepas dari keyakinan dipgang sang pengarang.dan saya menangkap kesan itu ktk mbca cerpen mencari Tuhan yg hlng. sbnarnya yg saya suka pada ide yag diambil, yakni Freudianisem yg masuk ke diri Ana, mhsw psikologi yg ktanya pintar diceritkan. sbg mahsiwa psikologi, benturan dari cerpen Pizaro menyratkan antra tarikan filsafat positivistik dg mengambil tema determinisme dgn unsur ideologi ats nama agama.
yang kurang dari Pizaro adlah cerpen yg mash perlu diperbaiki dari susunan tata bahsa, namun itu biarlah mnjadi ladang teknis. sy hanya ingn menbandingkan cerpen pizaro dg sebuah cerpen dari Milan Kundera dg judul Edward dan Tuhan, ada kesan mirip di sini. bedanya Kundera memakai tema komunisme sbg benturan yg saya akatakan tadi. DAN KEMUDIAN AKHIRNYA KUNDERA JUSTRU "PARADOKS" DEGN MENCOBA MEMBUMI HANGUSKAN "IDEALISME" GEREJA ATS ANAMA CINTA. APALagi, Kundera lbh meyakinkan publik utk mengmbangkan fantasi seks kelamin yg jarang kita temui Di Indonesia, kecuali stlah hadirnya karaya-karya feminiM, sperti Gadis Arivia, DMA, dgn karya2 mrka saman dan alarung atau jangan panggil saya monyet.
saya sngt merasakan indahnya tarikan cinta, ilmu psikologi, dgn sebuah identitas manusia atau agama yg coba pizaro gabungkan. terlebih pzar (entah kebnyakan baca karya kang abik atau tidak) terseret untuk melakoni makna cinta yg terbalut rapi dg tema psikoanalisa dan agama. salut sekali lagi, sebah ide yg cemerlang.
satu kritik lagi, jika cerpen ini lbh dikembangakan banyak halaman, sebanrnya pembca lebh terpuaskan. saya mennagkp kesan terburu-buru menyelsaikan ceren pada sisi penulisnya, seperti ketika Anna langsung lari mendengar "ceramah" sang mahasisawa. pdhl itu lbh bagus diperlebar Lagi, agar pembaca lebh terpacu kesastraannya. (syukron aq suka cerpen "unik" kakak)

No comments: