08 March 2008

SEARCHING IS OBJECTIVENESS OF PSYCHOLOGY (LETTER FOR AKHINA PIZARO THE LEADER OF FKM)

By: ALICIA BALDAN PUTRI AT GAJAH MADA UNIVERSITY, JOGJAKARTA

"Downright!! I like to see your comments yesterday.
but genuiness I do not suspect, in the reality you are a student of Da’wa.
I sure you very is taking a fancy to studies or discussion which have west friction breath and east. And my handshake, greeting recognize we will compare notes effectively. Greet to return for FKM BPI/BKI Se Indonesia of University of Gajah Mada"

Jujur aku sangat tersentak bak peneliti Descartes itu ketika lihat tanggapan kamu kemarin. Aku salut, kayaknya seorang Pizaro ingin sekali menyadarkan seorang Alicia. and also, Oh my Godness seorang alicia dibilang mendramatisir. Tapi asli aku gak sangka, aku kira kamu anak psikologi or filsafat, ternyata mahasiswa Fak. Dakwah dan Komunikasi. Ada ya Fakultas itu, sorry man sumpah aku baru denger. Jurusannya juga Bimbingan dan penyuluhan Islam. Apaan tuh?? Aku bisa dibilang sama kamu, wawasan kamu luas juga. Yang bikin aku senang discuss sama kamu, kalau kasih jawaban kamu selalu menyertakan referensinya. Bang Pizaro orangnya Rajin nih. Minimal aku jadi ketiban pinter lah. Hehehe It’s not like me, tanggapan sekenanya aja. Aku yakin buku kamu banyak. Maka itu aku mau pinjem. Kayaknya tampilan arial lebih enak dibaca.

One more. Kamu ini!! aku malu man disebut ukhti, kalo sama jilbaber UGM, you bolehlah, tapi sama I yang pake jilbab seleboran aja, kadang gak pake, just style aje, trus levis ketat, kalo fitness apa lagi ajegile deh. Kadang selinting rokok pasti dihisap setiap hari. Masak manggil ukhti juga?? Ente becanda kaleee brooo. Aku kenal Islam dari bacaan2 perpus bukan dari pengajian man.

Sekalian aja bro suruh aku ngubek-ngubek seluruh kampus di Jogja. Pokoknya aku mau pinjam sama kamu saja OK.

BACK TO DISCUSS: THE THIRD
I Give you The way of Quo Vadis:
This’ The Right Method

A student of UGM shed tears dot for the shake of dot.. tes..tes..tes.. he weep without because clear, so see its friends.
There'S only letter of Jakarta beside left feet of him.

Olalala.. begitulah perasaanku membaca suratmu. Descartes, Freud, Nietszche.... Kamu ingin jadi psikolog mereka??? Menjelaskan bahwa ucapan mereka sekedar naluri. Tapi psikolog bukan hanya memberitahu bahwa itu adalah naluri, tapi juga menjelaskan kenapa naluri itu ada? Naluri yang akhirnya berbenturan dengan Fithrah ala psikologi Islami: Sebuah pengingkaran terhadap Tuhan!

Sulit rasanya untuk menasehati Nietsczhe agar meletakkan pedangnya di tanah. Lalu menghadap langit bicara kepada Tuhan dan mengadahkan tangan. Mereka bukan Ana dalam cerpenmu yang habis kubaca berkali-kali, yang lekas memburu Foto Foucault ketika melihat tulisan Freud kepada Oskar Pfitser.

Pekembangannya rasionalitas beragama memang melahirkan apa yang sulit dibendung dari doktrin agama, maka itu lahirlah psikologi Agama. Dalam hal ini, perkataanmu apakah mengalami gesekan bahwa dalam hal ini Islam juga harus toleran dengan pendekatan kaum psikolog barat yang mencoba melepas jubah ajeg yang akan menjadi tembok menembus arti mendalam dari Freud. Bisakah ilmu Islam melakukan itu? Melepaskan sejenak doktrinnya dan gentle bertarung dengan Barat hanya dengan bermodal otak saja?

Aku masih belum puas melihat tanggapanmu kemarin. Yang kamu contohkan kemarin lebih kepada temuan semata, bukan suatu konsep utuh dari basis pengembangan Qur’ani dan al-Hadis.

Aku pernah membaca ulasanmu untuk resensi sebuah buku. Di situ kamu juga mengatakan bahwa penulis belum keluar dari pandangan-pandangan tokoh-tokoh klasik. Dalam hal ini aku sepakat sama kamu, kita sepertinya kehilangan para intelektual muslim yang berani meneliti dan membuat bangunan konsep yang orisinal. Kita hanya miris, melihat Barat berhasil membangun ilmunya dan menyebar di pelosok dunia. Ketimbang Islam, yang belum tuntas menyelesaikan filosofi ilmunya dan timpang dalam menyelesaikan PR-PR ilmiahnya.

No comments: